Jakarta – Saham PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) pada tahun 2023 senilai Rp 784,53 miliar dengan kekayaan bersih Rp 1,74 triliun. Hal itu diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Senin 1 April 2024. Merujuk informasi keterbukaan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (3/4/2024), perseroan membagikan dividen yang mewakili 45 persen laba bersih 2023. Dividen tersebut sebesar Rp 10,29365 per saham. Selain itu, sisanya sebesar 55 persen atau Rp958,87 miliar akan ditetapkan sebagai laba ditahan perseroan.
Pemegang saham yang berhak menerima mahjong slot dividen tahun buku 2023 adalah pemegang saham yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham Bank Maybank Indonesia pada tanggal 19 April 2024. Pembayaran dividen akan dilakukan pada tanggal 30 April 2024.
Berikut rumus pembayaran dividen:
Berakhirnya masa perdagangan saham dengan hak atau agregat
-Pasar dan negosiasi reguler pada 17 April 2024
-Penjualan spot pada 19 April 2024
Awal masa perdagangan saham tanpa hak atas dividen (ex-dividen):
-Bisnis dan negosiasi selalu terjadi pada tanggal 18 April 2024
-Penjualan spot pada tanggal 22 April 2024
Laporan keuangan pendapatan pemegang saham terkini adalah 19 April 2024.
Laporan keuangan lembaga keuangan terakhir per 30 April 2024
Hingga akhir perdagangan Selasa 2 April 2024, saham BNII menguat 2,36 persen menjadi Rp 260 per saham. Saham BNII berada pada level tertinggi Rp 262 dan terendah Rp 254 per saham. Kapitalisasi pasar BNII sebesar Rp19,59 triliun. kinerja tahun 2023
Sebelumnya diberitakan, Maybank Indonesia mencatatkan peningkatan laba sebelum pajak (PBT) sebesar 15,4 persen menjadi Rp 2,35 triliun pada tahun 2023 dibandingkan periode 2022 sebesar Rp 2,04 triliun.
Laba setelah pajak dan kepentingan nonpengendali (PATAMI) meningkat 18,5 persen menjadi Rp1,74 triliun pada tahun 2023 dibandingkan periode 2022 sebesar Rp1,47 triliun. Demikian disampaikan laman Maybank Indonesia, Kamis 7 Maret 2024.
Pendapatan bunga bersih (NII) meningkat 3,7%, didukung oleh imbal hasil aset yang lebih tinggi dan kombinasi pendapatan terkait aset yang lebih baik. Suku bunga bersih (NIM) meningkat sebesar 7 basis poin menjadi 5%, bahkan ketika suku bunga deposito meningkat, seiring dengan kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI) sepanjang tahun.
Pendapatan keuangan meningkat 15,6% menjadi Rp2,03 miliar dibandingkan periode 2022 sebesar Rp1,76 triliun karena pendapatan perdagangan dari Global Markets (GM) meningkat 33,6% menjadi Rp181 miliar dibandingkan Rp136 miliar. Bank mencatat biaya biaya keuangan dunia meningkat dari 14,12 miliar kartu kredit. Pelanggan terkait dengan pendapatan dan dua roda meningkat hingga 52%.